PROPOSAL PENELITIAN
MODEL PEMBELAJARAN APRESIASI DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN
PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS V SDN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Pengajaran bahasa Indonesia mempunyai
ruang lingkup dan tujuan yang menumbuhkan kemampuan mengungkapkan pikiran dan
perasaan dengan bahasa yang baik dan benar. Pada hakikatnya pembelajaran Bahasa
Indonesia diarahkan untuk mempertajam kepekaan perasaan siswa agar mereka dapat
meningkatkan minat baca terhadap karya sastra, karena dengan mempelajari karya
sastra siswa dapat menarik berbagai manfaat untuk membuat karya sastra yang
sesuai dengan minat dan kematangan jiwa mereka. Adapun tujuan umum dari
pembelajaran sastra itu sendiri berdasarkan kurikulum 2006 adalah agar para
siswa mampu meningkatkan dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan
kepribadian, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan bahasa. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa keberhasilan
pembelajaran bahasa maupun sastra masih dipertanyakan, dan diliputi banyak
masalah.
Masalah tersebut diantaranya : guru
sulit dalam menjabarkan kurikulum 2006 Bahasa Indonesia ke dalam silabus dan
kegiatan belajar mengajar, metode, teknik, buku dan alat bantu yang kurang
sesuai dengan kurikulum.
Masalah yang diambil pada diri siswa
adalah kurangnya minat baca. Menurut beberapa hasil penelitian, khususnya
peneliti yang diprakarsai oleh (Pusat pembinaan dan pengembangan Bahasa)
menunjukkan bahwa minat baca sastra serta kemampuan mengapresiasi sastra dari para
siswa kita sangat rendah.
Masalah pembelajaran sastra juga
mengalami masalah yang pelik. Banyak masyarakat pecinta sastra mengeluh dan
beranggapan bahwa pembelajaran sastra dianaktirikan. Hal tersebut dapat dilihat
dari porsi pembelajaran sastra lebih sedikit dibanding dengan pembelajaran
kebahasaan, dan dilihat dari hasil pembelajarannya terhadap para siswa.
Pembelajaran apresiasi sastra sangat
penting karena sebenarnya pembinaan apresiasi sastra adalah pembinaan minat
intelektual. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari pelajaran lain. Dari segi
pembelajaran dan materi, pembelajaran sastra dapat mengandung sejarah, budaya,
agama dan sebagainya. Namun hal ini masih belum disadari oleh para guru
sehinggga hubungan pembelajaran sastra dengan mata pelajaran lain masih
terlepas. Padahal seharusnya dalam rambu-rambu pembelajaran sudah disarankan
agar dalam setiap sub pokok bahasan harus diajarkan secara terpadu dan
menyeluruh.
Kegiatan pembelajaran apresiasi sastra
di Sekolah Dasar masih sederhana dan masih menggunakan pendekatan konvensional,
terlalu banyak ceramah sehingga pembelajaran menjadi membosankan. Teknik
pembelajaran hanya dengan membacakan sebuah cerita atau teks drama dilanjutkan
dengan tanya jawab mengenai cerita atau teks drama dan dilanjutkan dengan
penugasan.
Menggunakan teknik pembelajaran di atas
membuat siswa tidak antusias ketika mengikuti pembelajaran sehingga siswa
merasa kesulitan apabila diminta membacakan puisi atau cerita. Hal tersebut
dimungkinkan karena guru kurang pandai menciptakan suasana akrab dan harmonis
dengan siswa. Faktor penyebab yang lain karena tidak adanya tindak lanjut dari
guru yang bersangkutan.
Hal lain yang penulis temui adalah
kurangnya perhatian guru terhadap pendekatan yang tepat untuk membantu
keberhasilan kegiatan pembelajaran. Mereka tidak mau dibebani hal-hal yang
rumit dan berat dalam menghadapi murid yang jumlahnya banyak dengan berbagai
masalah yang memerlukan bimbingan dan penyelesaian dari guru. Apalagi kalau
sekolah tidak memberikan perhatian terhadap peningkatan kemampuan guru sebagai
pendidik, yang haras profesional dan kompeten.
Untuk keberhasilan proses pembelajaran,
seorang guru harus mempersiapkan setiap komponen dengan baik, matang dan
sungguh-sungguh. Komponen-komponen tersebut diantaranya : tujuan, guru, siswa,
bahan, metode, model kegiatan belajar mengajar, media dan evaluasi.
Model-model belajar yaitu berbagai cara
atau gaya belajar siswa dalam aktivitas pembelajaran, baik di kelas maupun
dalam kehidupannya sehari-hari antar sesama temannya atau orang yang lebih tua.
Model pembelajaran ditujukan untuk menjawab bagaimana siswa belajar. Dengan
adanya model belajar ini guru bisa menyesuaikan pelaksanaan pembelajaran dengan
kondisi siswa. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif.
Pendekatan kontekstual adalah pendekatan
pembelajaran yang menekankan pentingnya lingkungan alamiah itu diciptakan dalam
proses belajar mengajar agar kelas lebih hidup dan bermakna karena siswa
mengalami sendiri yang dipelajarinya. Pendekatan kontekstual memungkinkan siswa
mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik dalam tatanan kehidupan
baik di sekolah maupun di luar sekolah. Pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual diharapkan dapat mengatasi rendahnya apresiasi sastra khususnya
drama di sekolah.
Berdasarkan uraian di atas, penulis
mengadakan penelitian yang berjudul " Model Pembelajaran Apresiasi Drama
dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual di Kelas V SDN ."
1.2. Identifikasi Masalah
1.2.1
Minat membaca sastra
serta kemampuan mengapresiasi sastra siswa SD masih jauh dari harapan.
1.2.2
Porsi pembelajaran
sastra dalam buku bahasa Indonesia tidak seimbang dengan pokok bahasan lain.
1.2.3
Hubungan pembelajaran
sastra dengan mata pelajaran yang lain masih terlepas.
1.2.4
Proses pembelajaran
sastra di Sekolah Dasar kurang menarik.
1.2.5
Pendekatan pembelajaran
sastra yang digunakan oleh guru SD masih belum bervariasi.
1.3. Batasan
Masalah
Pembatasan masalah yang akan penulis
bahas dalam penelitian ini adalah "Model Pembelajaran Apresiasi Drama
dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual di kelas V SDN .
1.4. Perumusan
Masalah
Berdasarkan batasan masalah, dapat
dirumuskan masalah- masalah sebagai berikut:
1.4.1
Bagaimana model
pembelajaran apresiasi drama dengan menggunakan pendekatan kontekstual di kelas
V SDN ?
1.4.2
Bagaimana hasil
penelitian pendekatan kontekstual dalam pembelajaran apresiasi drama di kelas V
SDN ?
1.5. Tujuan
Penelitian
1.5.1
Ingin mengetahui model
pembelajaran apresiasi drama dengan menggunakan pendekatan kontekstual di kelas
V SDN .
1.5.2
Ingin mengetahui hasil
penelitian pendekatan kontekstual dalam pembelajaran apresiasi drama di kelas V
SDN .
1.6. Manfaat
Penelitian
1.6.1 Bagi Siswa
Siswa dapat menguasai dan memahami
apresiasi sastra drama yang diperoleh siswa sesudah menggunakan pendekatan
kontekstual.
1.6.2 Bagi Penulis
Hasil Penelitian ini nantinya di
harapkan dapat memperluas cakrawala berfikir, sehingga akan mendorong
kreatifitas yang baru dalam rangka membantu pendidik dalam mendesain
pembelajaran apresiasi drama di SD secara memadai. Hasil Penelitian ini
nantinya diharapkan juga dapat dipakai pijakan untuk mendesain model-model
pembelajaran yang lain, sehingga akan memperkaya khazanah pembelajaran
apresiasi drama di Sekolah Dasar.
1.6.3 Bagi Guru Sekolah Dasar
Penelitian ini merupakan langkah untuk
memperbaiki pola dan teknik pembelajaran tradisional yang lazim dilaksanakan di
Sekolah Dasar. Hasil penelitian tentang pembelajaran drama di Sekolah Dasar ini
diharapkan dapat memberikan penyegaran terhadap guru Sekolah Dasar tentang
bagaimana seyogyanya pembelajaran drama dilaksanakan.
1.7 Anggapan
Dasar dan Hipotesis
1.7.1 Anggapan Dasar
a.
Pembelajaran sastra
sebagai bagian dari pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia perlu ditangani
dengan sungguh-sungguh.
b.
Penggunaan pendekatan
kontekstual dalam pengajaran apresiasi drama dapat meningkatkan minat belajar
dan perhatian siswa.
1.7.2 Hipotesis
a.
Siswa mampu
mengapresiasi drama setelah menggunakan pendekatan kontekstual.
b.
Pendekatan kontekstual
dapat dijadikan pendekatan yang efektif dalam pembelajaran apresiasi drama.
1.8 Definisi
Operasional
Untuk menghindari kesalahan dalam
menafsir veriabel penelitian, terlebih dahulu penulis akan mendefinisikan
variabel yang ada dalam judul
" Model Pembelajaran Apresiasi Drama dengan
Menggunakan Pendekatan Kontekstual di kelas V SDN ."
a.
Model pembelajaran
adalah gaya yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar untuk mendapatkan
hasil yang dicapai dalam tujuan pembelajaran.
b.
Apresiasi adalah
kesadaran terhadap nilai - nilai seni dan budaya
c.
Drama adalah hasil
karya sastra dalam bentuk dialog yang mempunyai konflik batin dan mempunyai
kemungkinan untuk dipentaskan.
d.
Pembelajaran
kontekstual adalah sebuah pembelajaran yang dapat memberikan dukungan penguatan
dan pernahaman siswa dalam menyerap sejumlah materi pembelajaran serta mampu
memperoleh makna apa yang mereka pelajari mampu menghubungkan dengan kenyataan
hidup sehari hari.
3.1 Metode
Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang
teratur dan berpikir baik - baik untuk mencapai maksud, cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
telah ditentukan. (Moelyono, 1989:58)
Agar tujuan penelitian ini tercapai
dengan baik, maka diperlukan metode yang tepat. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu mengadakan pembelajaran
apresiasi drama dengan pendekatan kontekstual.
Dalam pengertian luas, berekperimen
adalah mengadakan kegiatan uji coba untuk mengetahui suatu hasil. Tujuan
kegiatan eksperimen bukan mengumpulkan data dan mendeskripsikan data, melainkan
menelaah fakta-fakta penyebab dan fakta akibat yang ditimbulkan.
3.2 Teknik
Penelitian
Teknik penelitian sangat diperlukan
untuk memperoleh data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Menurut Subino
(1982 : 6), yang dimaksud dengan teknik penelitian adalah cara-cara yang
ditempuh dan alat yang digunakan oleh penulis di dalam memngumpuikan datanya.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data.
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis
gunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
Telah pustaka atau
studi kepustakaan, mengkaji dan mempelajari buku-buku yang ada hubungannya dengan
masalah yang diteliti secara teoritis.
2.
Observasi, studi yang
disengaja dan sitematis tentang keterampilan guru mulai dari perencanaan sampai
dengan pelaksanaan KBM di dalam kelas untuk melakukan pengamatan dan peninjauan
secara cermat terhadap kemampuan berbahasa pada siswa yang akan diteliti.
3.
Uji Coba perencanaan,
mengetahui kemampuan siswa dalam mengapresiasi drama dengan menggunakan
pendekatan kontekstual.
4.
Tes, teknik tes penulis
gunakan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum dan sesudah proses belajar
mengajar dilaksanakan.
5.
Analisis, untuk
menganalisis data yang sudah terkumpul untuk mendapatkan gambaran tentang hal
yang telah diteliti.
3.2.1 Teknik
Pengolahan Data
Apabila data sudah terkumpul, langkah
selanjutnya adalah pengolahan data. Teknik yang digunakan adalah perhitungan
secara persentase perhitungan secara persentase bertujuan membandingkan antara
hasil pretes dan postes untuk mencari persentase hasilnya. Selisih ini
diasumsikan sebagai hasil percobaan. Untuk kepentingan persentase ditempuh
langkah-langkah sebagai berikut.
a.
Menghitung Mean nilai
pretes dan postes
-
Mean pretes

Keterangan:


N = Jumlah siswa
-
Mean Postes



N = Jumlah siswa
b.
Mencari setisih mean
Pretes dan Postes

Keterangan:
Mx = jumlah nilai pretes
My = jumlah nilai postes .
c.
Menghitung skor ideal
antara hasil pretes dan postes

d.
Mencari koefisien t
hitungan dengan rumus scbagai berikut

3.2.3 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian (Suharsimi Arikunto, 1993 :93)
Dalam penelitian ini peneliti menentukan
jumlah populasi sebagai sumber yang akan diteliti. Adapun yang dijadikan
populasi adalah siswa kelas V SDN Cibeureum XI kecamatan Cipadung Kulon tahun
pelajaran 2009-2010 berjumlah 52 siswa --4 Teknik pengambilan sampel
Sampel adalah bagian atau wakil yang di
teliti (suharsimi 1998 : 177). Sedangkan sampel yang diambil pada penelitian
ini adalah 50 % dari populasi kelas V SDN yang berjumlah 26 orang.Teknik yang penulis gunakan dalam
penelitian ini yaitu teknik sampel random kelas. i-3 Instrumen Penelitian
Untuk mengetahui dan mengukur
keberhasilan belajar siswa dalam pembelajaran apresiasi drama dengan
menggunakan pendekatan kontekstual pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri
Cibeureum, penulis menggunakan instrumen penelitian yaitu:
1.
Instrumen pembelajaran,
yaitu berupa rencana pembelajaran
2.
Lembar evaluasi, yaitu
berupa tes tertulis yang disajikan pada saat pretes dan postes.
3.
Lembar observasi, yaitu
berupa penelitian yang akan diisi oleh pengamat pada saat melakukan proses
pembelajaran. Lembar observasi ini meliputi lembar observasi aktivitas siswa,
dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran yang berkaitan dengan aktivitas
guru pada saat proses pembelajaran.
4.
Lembar angket, yaitu
berupa sejumlah pertanyaan tentang pengalaman dan tanggapan siswa dalam
mengapresiasi drama dengan menggunakan pendekatan kontekstual.
.
DAFTAR
PUSTAKA
Moneda,(l 991) Pengantar Apresiasi karya sastra, :CV.
Sinar Saru.
Sumardjo, Jacob dan
Saini KM (1984) Apresiasi kesustraan. Jakarta: PT. ramedia Pustaka
Utama.
Waluyo,Herman (2002) Dramajeori
dan Pengajaranya. Yogyakarta: Hinindita Graha Widya. *
Hasanudin (1996) Drama
kata dalam Dua Dimensi Kajian Teori.Sejarah dan analisis : Angkasa.
Rahmanto,B (1988). Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta:
Kanisius
Sardiman (1990) Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar Jakarta: Rajawali
Nurgiantoro, Burhan.
(2010) Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Rivai, Ahmad dan
Sudjana. Nana (1991) Media pengajar an, : CV Sinar baru.
aludin (2003) Problematika
Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Jogyakarta: Karya Nusa Adi Cita.
Ismail, Taufik (2002) Horison sastra Indonesia.Kitab
drama 4 Jakarta: Horison
Surakhmad.Winamo.(1998).
Pengantar Penelitian Ilmiah(Dasar Metode dan : Tarsito
Tarigan, Henry Guntur. (1984) Prinsip-prinsipDasar
Sastra. Angkasa
Aminudin (1996) Pengantar
Apresiasi Karya Sastra. : Sinar Bam Algesindo
Sanjaya ,Wina (2009) Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses pendidikan. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group
makasih mba...
ReplyDeletesalam
http://kiat-obat-herbal.blogspot.com